Selasa, 15 Desember 2009

Besi Tua Yang Ditempa

Suatu hari seorang umat bertanya kepada Buddha hidup Chi Kung,

"Guru, murid telah mendapatkan 3 mustika (san pao). Murid telah mengetahui jalan untuk kembali ke Nirwana. Biarkankah saat ini murid lebih berkonsentrasi di dalam mencari uang dan kekayaan sebanyak-banyaknya. Murid tak akan pernah melupakan petunjuk suci yang telah diberikan oleh Guru, sehingga jika waktunya telah tiba murid tetap mengetahui jalan untuk kembali ke Nirwana."
Mendengar pernyataan dari muridnya, Buddha hidup Chi Kung dengan welas asihnya berkata, "Muridku, sedemikian indahnya kah mimpimu?"
Kemudian Guru Agung memberikan contoh sebuah besi tua yang sedang ditempa didalam tungku perapian. Setiap besi jika dibakar terus menerus pastilah akan menjadi merah menyala. Tetapi jika dalam proses perapiannya, besi itu dikeluarkan dari tungku maka besi tersebut tetaplah besi tua yang penuh karat. Dan jika dibiarkan begitu saja maka: waktu, angin dan hujan akan menambah karat-karat baru dan akhirnya dapat menghancurkan besi tersebut.
Tetapi, jika besi tua tersebut tetap ditempa didalam tungku, maka lama kelamaan besi tua tersebut akan perlahan-lahan mencair. Api didalam tungku akan mencairkan seluruh karat-karat yang telah lama menempel di besi tersebut.
Besi yang telah mencair karena proses perapiannya, akan dapat dibentuk lagi menjadi sebuah besi baru yang jauh lebih mengkilap dan kuat.
Dari cerita diatas:
*Besi tua : umat manusia
*Karat : kekotoran batin dan karma buruk
*Tungku : Vihara, jalan pembinaan diri
*Api : proses pembinaan, Dharma Buddha, Jasa pahala kebajikan untuk meleburkan karma-karma buruk.

Senin, 14 Desember 2009

Apakah perlu ke Vihara ???

Halo pada penggemar blog Yayasan Cakrawala Dharma Batam dimanapun anda berada.

Terkadang bahkan mungkin sering kita mengalami kejenuhan untuk pergi ke Vihara untuk beribadah maupun mendengar Dharma Buddha. Mungkin kita berpikir seakan pergi ke Vihara untuk memberikan suatu keuntungan bagi kita.
Semoga cerita dibawah ini bisa lebih meneguhkan kita akan pentingnya ke Vihara.
Cerita :
Seorang Buddhis menulis surat kepada Editor sebuah surat kabar dan mengeluhkan kepada para pembaca bahwa dia merasa sia-sia pergi ke Vihara setiap minggu. Tulisnya "saya sudah pergi ke Vihara selama 30 Tahun dan selama itu saya telah mendengar 3000 ceramah. Tetapi selama hidup, saya tidak bisa mengingat satu dharma pun. Jadi saya rasa saya telah memboroskan begitu banyak waktu, demikian pun para Pandita dan pembabar dharma itu telah memboroskan waktu mereka dengan ceramah-ceramah itu."
Surat itu menimbulkan pendebatan yang hebat dalam kolom pembaca. Pendebatan itu berlangsung berminggu-minggu sampai akhirnya ada seseorang yang menulis demikian:
"Saya sudah menikah selama 30 Tahun. Selama ini istri saya telah memasak 32.000 jenis masakan. Selama hidup, saya tidak bisa mengingat satu pun jenis masakan itu yang dilakukan istri saya. Tapi saya tahu bahwa masakan-masakan itu telah memberi saya kekuatan yang saya perlukan untuk bekerja. Seandainya istri saya tidak memberikan makanan itu kepada saya, maka saya sudah lama meninggal."
Sejak itu tak ada lagi komentar tentang dharma.